Sabtu, 15 Juli 2017

BELAJAR DARI MEREKA



Menurut ulama salaf Ibnu Taimiyah mengatakan "Seandainya para raja dan pangeran (dikisahkan org2 tersebut adalah golongan fasik, kafir dan munafik) itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati orang2 beriman, maka tentu mereka akan menyiksa org2 beriman dengan pedang dan membelah dada orang2 beriman untuk dapat melihat dan mengambil apa yang orang2 beriman miliki."

Saat ini mungkin banyak gejala dan fenomena yang mungkin sama2 bisa kita lihat. Mereka yang mungkin tidak senang dengan islam begitu menghalalkan berbagai cara untuk menyudutkan ummat.
Begitu banyak kebaikan islam yang sesungguhnya mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri, namun dikarenakan kedengkian, kesombongan dan banyaknya berita fitnah tentang islam yang mereka peroleh menyebabkan mereka sulit untuk menerima indahnya islam.

Wallahua'alambisyawab...
semoga Alloh memasukkan kita ke dalam golongan yang memperoleh hidayah, dijauhkan dari fitnah, mati dalam islam dan ketaqwaan.


Karena bagaimanapun usaha mereka menfitnah islam sungguh islam tidak akan pernah menjadi hina sedikitpun, bahkan islam akan selalu berkembang dan semakin mulia di mata orang2 muslim ataupun nonmuslim sekalipun.

Selasa, 27 Juni 2017

Kerja lapang.




Sebagian lagi mungkin menganggap ini sebagai kerja yang hanya menjalankan tugas atau perintah dari pimpinan. Setelah pulang dari lapang langsung terima uang "walaupun ke lapang cuma minta tanda tangan kantor desa"

Namun bagi sebagian lain, kerja lapang adalah lahannya untuk menambah ilmu.
Menambah ilmu bercengkrama dengan  alam Nya yang maha luas.

Jika di kantor sana dipenuhi oleh kepentingan dan politik yang kadang membuat hati berucap miris, disini kami mencoba membangun diri dan hutan kami untuk menjadi lebih baik.

Tidakkah kalian miris saat dikantor hanya "okang-okang" kaki dibayar 100 ribu perhari dengan uang rakyat?
Masih kah kalian harus bertengkar dan berselisih paham demi kepentingan sempit kalian? Saat masyarakat butuh aksi nyata dari kita? Tidakkah kalian lihat senyum harap mereka disana, menunggu aksi nyata? Kenapa kerja harus dengan kepentingan pribadi, bukankah kerja itu ibadah kawan? Ataukah kalian bekerja untuk mengibadah pada  'kepentingan'?

Masih banyak diluar sana yang tak punya kesempatan, yang ikhlas membangun hutan mereka, kesempatan mengabdikan diri demi hutannya, jika disana di kantor yang dibangun dengan uang rakyat kalian masih sibuk dengan hiruk pikuk bertengkar demi kepentingan, maka betapa sedih dan miris nya hati mereka.


Pagi sabtu 15 oktober 2016.

Setelah 2 bulan lebih hidup dan bertemankan hutan.
Lama tidak mencoba menuliskan cerita tentang rangkaian hidup.
Bercerita untuk dijadikan catatan, pengingat diri dikala lupa.

Maret 2014 hari pertama kami mulai menginjakkan kaki dan mencoba mengukir cerita baru di ranah ini. Minang kabau,  Sumatera Barat.

Mengadu nasib bekerja di kesatuan pengelolaan hutan lindung (kphl) lima puluh kota.

Alhamdulillah saat ini sudah masuk tahun ke 3 kami disini.

2.5 tahun yang lalu, saat itu alhamdulillah di pertemukan dengan seorang pimpinan yang menurut kami beliau bukan hanya seorang pimpinan tapi lebih dari sekedar itu, bagi kami beliau adalah guru,  ayah, dan sekaligus mungkin teman dengan level pertemanan yang tentunya berbeda.

Bercerita, belajar, dinasehati,  dimarahi juga pernah mungkin :D, sama sama melihat dan mencoba menyikapi suatu "kejadian aneh" yang kami lihat sewaktu kami bekerja. Iya "kejadian aneh".

Menurut KBBI kata aneh berarti "suatu hal yang kita lihat tidak seperti biasanya" atau ganjil biasa orang bilang nya.

Kami melihat dan menyaksikan sendiri bagaimana orang bekerja seolah2 kerja itu memang hanya untuk mencari uang dan mengumpulkannya sebanyak-banyaknya. Saat semua menghalalkan segala cara untuk bisa makan uang sebanyak-banyaknya.
Bagi kami aneh memang :D
Meskipun memang masing2 pribadi punya arti dan niat tersendiri dalam mengartikan kata bekerja.

"Sekali lagi begitu aneh rasanya kalau bekerja hanya cuma soal bagaimana mencari uang sebanyak-banyaknya.
Uang akan datang dengan sendiri nya, bahkan akan datang dengan cara yang tidak disangka2. O tidak perlu dengan menggelapkan,  mengakal-akali, menghilangkan,  mark-up atau hal lain sebagainya. Tapi uang itu akan datang dengan sendirinya, jika!!! Kalau memang kita bekerja diniatkan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih hak dan lebih mulia dari hanya soal uang. Bekerja lah untuk meningkatkan kualitas hidup,  pribadi dan keluarga. Uang tidak selalu akan menjadikan kita segalanya. Tapi dengan ilmu kalian akan memperoleh semuanya".

Begitulah kira2 kata-kata yang selalu beliau sampaikan.  Minimal 2 minggu sekali beliau pasti menyampaikan hal tersebut pada kami. :)
Semoga bermanfaat bagi diri.

Terima kasih Bapak,  sehat selalu, maaf jika salah dan khilaf, terima kasih telah membimbing kami. bekerja mencari ridho dan berkah.


Senin, 21 Juli 2014

Sang Tigo Rajo

Hari ini 20 Juli 2014.

Pemandangan sepanjang jalan menuju Lintau dari Kota Payakumbuh



GUNUNG SAGO.

Gunung yang sudah tidak aktif ini memisahkan dua kabupaten besar di Sumatera Barat yaitu Kab Lima Puluh Kota dan Kab Tanah Datar. karena memisahkan dua daerah tersebut maka gunung ini juga diberi nama sebagai Gunung Malintang (Malintang = Ada di tengah2, memisahkan 2 Objek).
Jadi menurut lelucon orang dulu mengatakan bahwa jika ada anak kampung yang jatuh cinta dengan orang payakumbuh, maka orang itu ditantang dulu untuk bisa melangkahi  gunung sago terlebih dahulu. Bak pendekar sakti mencari kitab suci. :D 

Menurut sejarahnya bahwa gunung SAGO merupakan gunung yang meletus pada tahun 1600-an Gunung yang jika dilihat dr ketinggian berada sejajar dengan gunung merapi dan singgalang.
Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 2261 mdpl.
Jika diurutkan dari utara ke selatan gunung SAGO berada di posisi paling depan, dibelakangnya ada merapi dan gunung singgalang.

Diantara ketiga gunung ini terdapat beberapa wilayah dan kota kabupaten besar yang diapitnya, yakni Payakumbuh-TanahDatar-Padang Panjang. 
Gunung SAGO Sang Tiga Raja. Sebagian besar fisik gunung SAGO ini masih utuh dan berdiri gagah. Hanya pucuk gunung dan bagian tengah gunung yang hilang saat meletus. Hasil dari letusan tersebut menyisakan tiga bongkahan bukit besar yang terlihat melingkar dari kejauhan.
Layaknya 3 raja yang berdiri melingkar melindungi berlian mahkota mereka ditengah-tengahnya.   

Jika dilihat dr arah utara Lintau maka kawah bekas letusan nya akan sangat jelas terlihat. Dengan pancaran cerah matahari siang, begitu indah nan megah gunung itu berdiri, walaupun tidak lagi berdiri sebagai gunung aktif namun gunung ini masih memiliki keindahan unik. Menurut sejarah, bahwa selain meninggalkan tiga bongkahan bukit besar, letusan gunung sago juga menghasilkan satu danau vulkanik yang ada di tengah-tengah lubang bekas kawahnya.



Gunung Sago dilihat dari Kab Lima Puluh Kota, Halaban







Gunung Sago dilihat dari Kab. Tanah Datar, Puncak Pato



Banyak manfaat yang telah disediakan oleh keberaan gunung ini, manfaat sumber air bersih, pemandangan indah maupun sumber mineral bagi tanah disekitar gunung. Serta manfaat-manfaat lainnya yang mungkin belum tergali oleh manusia.

Semoga dr tiga gunung besar ini masyarakat tetap dapat menjaga dan melestarikan hasil serta manfaat yang mereka peroleh dr hutan,ekosistem, lingkungan sekitar. Jika alam dimanfaatkan dengan semestinya, maka tanpa harus diminta dan ditagih maka alam akan memberikan manfaatnya secara langsung ataupun tidak langsung.Karena memang sang Illahi Rabbi menciptakan alam dan seisinya memang difitrahkan untuk kemakmuran umat manusia di muka bumi ini.
Sebagai mana yang Allah firmankan dalam Al Quran dalam surat Al Luqman ayat 20, berikut potongan ayatnya:

"Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentinganmu) apa apa yang ada di langit dan di bumi, dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan bathin. "  
(Q.S Luqman ayat 20)

"Barang siapa yang bersyukur maka Akan Ku tambah nikmat dan karunia-Ku padamu dan jika kalian kufur maka azab Ku akan sangat pedih"
(Q.S Ibrahim ayat 7)

Puncak Pato
 siang itu. 

Jumat, 01 Februari 2013

it

di tengah kesepian di tengah lebatnya hutan nan jauh...lembut suaramu.

Senin, 01 Oktober 2012

Soul of **

Waktu yang saya habiskan di pegunungan merupakan saat yang paling berarti dalam hidup saya. Orang boleh saja berkata bahwa mendaki gunung adalah olah raga BODOH yang tak sepadan dengan resikonya. Mungkin saja mereka benar. Tapi, saya mendaki karena saya ingin menembus batas dunia saya. Saya tahu bahwa diri saya pilihan terbaik yang dapat saya harapkan ketika menghadapi rasa takut dan keraguan. (Gregory Crouch)

Rabu, 05 September 2012

Borneo

Masih tentang mu, tentang keindahanmu, tentang tentram nya dirimu,
tentang ramah warga hutan mu, tentang dingin nya malam berhiaskan jutaan bintangmu, tentang sejuknya lantai hutan mu.

Borneo.

Betapa bersyukurnya diri ini bisa merasakan hidup di tengah tengah engkau.
Di lebatnya hutanmu, di indah nya hamparan bukit-bukit di sepanjang daratan tinggi engkau.
Tak lagi ada rasa risau, tak ada rasa takut, tak ada rasa terasingkan, tak ada rasa cemas, tak ada rasa yang mengkerdilkan diri.

Disini ku menjadi diri sendiri, menjadi apa yang ku inginkan, menjadi apa yang selama ini tersirat di hati dan di fikiran ku.
Akan lebih terasa sepi dan sunyi bila diri berada di tengah keramaian kota, ditengah hingar bingar nya manusia, di tengah kemunafikan, dan keberpurapuraan orang-orang nan jauh dsana, di tengah tengah kota. Terlihat oportunis memang, namun seperti itulah rasa bahagianya hati untuk menggambarkan betapa bersahaja nya engkau, betapa jauh nya engkau dari segala bentuk hingar bingar.

Begitu tentram dan damainya hati dan fikiran berada di tengah-tengah hutanmu dan di tengah-tengah wargamu.
Hidup dengan apa adanya, hidup dengan kesederhanaan nya,tak ada kesombongan, tak ada keberpura2an.
Disini semua melebur menjadi satu. Menjadi keluarga.

Apakah suatu saat nanti ku kan bisa menjadi bagian dari keluarga sederhana di tengah-tengah hutan borneo mu, entah lah '?'


Suara lirih Malam